Cara Kerja Rangkaian Penguat Common Emitter
Mungkin para pembaca masih bingung dengan istilah rangkaian
penguat pada judul yang admin buat, karena kurang familiar didengar oleh
khalayak umum. Terutama yang belajar mengenal elektronika secara otodidak. Rangkaian
penguat biasa disebut juga dengan rangkaian amplifier, kalau orang-orang
biasanya mengartikannya sebagai ampli atau pengeras suara. Memang benar
rangkaian penguat biasanya dipakai untuk membuat rangkaian ampli/pengeras
suara. Bukan hanya itu saja ternyata rangkaian penguat ini, rangkaian penguat
ini dapat digunakan sebagai penguat pancaran gelombang radio.
Sebelum kita mempelajari rangkaian penguat common emitter
lebih baik kita pahami dahulu tentang kondisi transistor. Transistor memilki
tiga kondisi yaitu kondisi aktif, kondisi cut-off, dan kondisi saturasi. Pada
praktik kali ini yang digunakan untuk menjadikanya penguat adalah pada kondisi
aktif. Pada kondisi aktif, transistor mampu mengendalikan arus analog, sehingga
dapat dijadikan sebagai penguat atau amplifier. Kondisi aktifnya yaitu jika
tegangan base > 0,6V dan tegangan Collector
4 – 7 Volt. Rangkaian penguat jenis common emitter merupakan jenis
rangkaian penguat yang paling bagus diantara penguat jenis common base dan
common collector. Ciri utama dari rangkaian penguat emitter adalah kaki emitter
dihubungkan ke ground.
Keterangan Gambar :
AFG (Audio Fuction Generator) = 1kHz
R1 (Resistor 1) = 10K
C1 (Kapasitor Kopling) bipolar = 2,2 – 10 µF/25V
R2 (Resistor 2) = 220K
R3 (Resistor 3) = 47K
VCC = 12 Volt DC
R4 (Resistor 4) = 4K7
R5 (Resistor 5) = 1K
C2 (Kapasitor Kopling) bipolar = 2,2 – 10 µF/25V
C3 (Kapasitor Bypass) bipolar = 100 µF/25V
BC547B = Transistor NPN
Baiklah akan saya jelaskan secara gamblang cara kerja dari
rangkaian diatas. Untuk menguji rangkaian, pertama-tama kalian hidupkan dahulu
sumber tegangan 12 Volt DC nya. Pastikan tegangan pada basis (VBE = 0,6 Volt
atau lebih besar) ini adalah syara transistor kondisi saturasi. Kemudian cek
tegangan pada kaki Collector (VCE = 4-7 Volt) Tegangan harus lebih besar dari 0
dan lebih kecil dari 12 Volt. Setelah kondisi diatas terpenuhi berarti sumber
DC nya sudah masuk pak ekko.
Kemudian kalian aktifkan AFG pada frekuensi 1kHz muter
variabelnya pelan aja ya. Setelah itu ukur hasilnya menggunakan osiloskop pada
kaki negatif kapasitor kopling pertama (C1) dan bandingkan hasilnya dengan
hasil pada kaki negatif kapasitor kopling kedua (C2) pastinya hasil di
kapasitor kedua akan lebih besar daripada di kaki kapasitor pertama. Hasil
penguatannya bergantung pada nilai β pada transistor yang dipakai. Coba
perhatikan lagi hasilnya, pasti hasilnya akan terbalik dari gelombang
masukkannya. Maka rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian penguat pembalik.
Pasti kalian bertanya-tanya, fungsi dari kapasitor kopling
digambar buat apa sih?
Jadi, fungsi kapasitor kopling di gambar adalah untuk
memblokir tegangan DC yang akan keluar dari rangkaian transistor karena akan
mengganggu sinyal masukkan jika tidak diblokir. Transistor pada dasarnya adalah
komponen DC sehingga diperlukan tegangan untuk membuatnya tetap aktif. Catatan
:Jika hasil gelombang cacat atau tepotong, biasanya ini disebabkan oleh
tegangan DC 12 Volt yang tidak tersambung ke kaki basis transistor. Jadi
pastikan lagi bahwa kabel terpasang dengan benar.
Kapasitor bypass memiliki pegaruh dalam menguatkan, hal ini
sesuai dengan rumus .
Av= Hfe.Rc/Hie
Sedangan jika kapasitor bypass dilepaskan akan menghasilkan
gelombang lebih kecil sesuai dengan rumus
Av = Hfe.Rc/Hie + Re (Hfe+1)
Post a Comment for "Cara Kerja Rangkaian Penguat Common Emitter"