Sistem Kelistrikan Kereta Rel Listrik (KRL) di Indonesia
Kereta Rel Listrik sejak tulisan ini dibuat area atau track jalannya hanya ada di daerah JABODETABEK (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi). Untuk wilayah indonesia lain masih belum terjamah kereta jenis ini, mungkin kedepannya akan diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia terutama daerah perkotaan. Dari namanya kita sudah tau ya kalau kereta ini pastinya bergerak menggunakan tenaga listrik, berbeda dengan Kereta Rel Diesel yang penggeraknya menggunakan bahan bakar solar. KRL di Indonesia masih memiliki jarak tempuh yang pendek dan berada di daerah-daerah yang mobilitasnya tinggi seperti JABODETABEK. Moda transportasi ini merupakan alternatif menghindari kemacetan jalan raya di kota-kota besar yang super macet dan pengemudinya banyak yang sontoloyo. Aturannya sudah jelas tapi masih banyak yang ngawur mengemudikannya. Masih belum 100% taat aturan. Berbeda memang dengan tetangga sebelah kita sang negeri singa yang masyarakatnya sudah sadar akan aturan, mungkin karena kalau melanggar didenda dengan denda yang lumayan mahal kali ya. Di Singapura moda transportasinya juga lebih bagus daripada di Indonesia, kendaraan pribadi tidak sebanyak di Indnesia.
Listrik yang digunakan sebagai sumber energi penggerak motor traksi KRL dilewatkan melalui (Listrik Arus Atas) atau kawat penghantar listrik kemudian diterima oleh Phantograf. Phantograf ada 2 jenis ada yang seperti lengan disebutnya single-arm dan ada yang berbentuk seperti belah ketupat disebutnya Diamond-Shape. Sekarang yang paling banyak dipakai adalah yang model Diamond-shape karena alasan aerodinamika dan perputaran arah lokomotif. Lokomotif kan kadang nariknya maju atau mundur. Nah kalau pake yang single-arm aerodinamikanya kurang. Apalagi arus listrik ini tidak boleh putus, arus harus mengalir lancar.Listrik yang digunakan ada yang menggunakan listrik DC dan AC. Listrik DC digunakan untuk kereta yang memiliki kecepatan sedang dengan tegangan listrik sebesar 1,5KV, sedangkan untuk kereta listrik dengan kecepatan tinggi menggunakan tegangan listrik AC sebesar 25KV.
Pada awalnya KRL di Indonesia menggunakan motor penggerak DC, dengan pengendalian kecepatan motor dengan cara mengatur nilai tegangan masuknya menggunakan rheostat. Namun karena kurang efisien kemudian diganti menggunakan chopper DC, dengan metode ini kecepatan motor lebih mudah diatur dan lebih efisien. Berbagai masalah pun datang dalam penggunaan motor DC ini, misalnya ground fault karena komutator kontak dengan sikat (brush motor) ketika berputar dengan kecepatan tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkanlah kereta listrik AC. Untuk mengatur kecepatan motor dilakukan dengan mengatur frekuensi listrik AC nya. Bagi kalian yang belajar elektro pasti mengerti istilah-istilah yang saya jelaskan. Ini merupakan penerapan materi elektronika daya.
Kenapa KRL tidak diterapkan untuk lintasan jauh? Hayo kenapa. Jadi gini teman-teman, seperti yang tadi diatas jelaskan kan ada yang namanya LAA. Untuk membangun tiang-tiang itu membutuhkan biaya yang mahal. Kalau diperhitungkan lebih efisien menggunakan penggerak diesel pada lokomotifnya. Kalau untuk jarak pendek lebih murah menggunakan energi listrik karena operasi kerjanya yang rutin dan dalam waktu singkat sering berhenti.
Demikianlah artikel tentang “Sistem Kelistrikan Kereta Rel Listrik (KRL) di Indonesia”. Belum sempat terbahas semua ya, semoga kedepannya admin dapat melengkapi artikel ini. Buat teman-teman yang mau menambahkan juga boleh, silahkan kirimkan pesan melalui halaman kontak. Jangan lupa berikan kritik dan saran yang membangun supaya blog ini semakin menjadi lebih baik dan dapat digunakan untuk belajar bersama.
Post a Comment for "Sistem Kelistrikan Kereta Rel Listrik (KRL) di Indonesia"